12 March, 2013

SBY dan Tepuk Tangan Mega

Selalu ada hal menarik di balik pertemuan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Megawati Soekarnoputri. Presiden dan mantan presiden ini kerap berkomunikasi dengan cara khas. Keduanya kini jarang berkomunikasi secara lisan di hadapan publik, namun bahasa tubuh mereka justru bercerita banyak.

Pertemuan SBY dengan Megawati tergolong langka. SBY dan Megawati berada dalam satu acara yang sama pada Ahad (10/3). Keduanya menghadiri penganugerahan gelar doktor honoris causa dari Universitas Trisaksi bagi suami Mega yang juga Ketua MPR Taufiq Kiemas di Gedung Parlemen Senayan.

Barisan depan tempat duduk di acara itu adalah miliki para tamu penting, seperti SBY dan Wakil Presiden Boediono. Tak jauh dari kursi SBY, ada mantan wakil Presiden Jusuf Kalla, Ketua MK Mahfud MD, Kapolri Jenderal Timur Pradopo, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, Sekjen PDIP Tjahjo kumolo, istri almarhum Gus Dur, Sinta Nuriyah, dan putri Megawati, Puan Maharani.

Seperti lazimnya sebuah pidato, Taufiq menyampaikan terima kasih atas kedatangan para tamu. Taufiq mengawali pidatonya dengan mengucapkan selamat datang untuk sang istri, Megawati. Mendengar hal itu, hadirin pun sontak bertepuk tangan, tak terkecuali SBY.

Nama kedua yang disebut Taufiq adalah SBY. Taufiq menyampaikan terima kasih atas kedatangan SBY pada penganugerahan gelar doktor bagi dirinya. Hadirin pun kembali bertepuk tangan. Namun, Megawati memilih untuk diam dan tak bertepuk tangan seperti puluhan orang lain yang ada di ruangan itu.

Tepuk tangan memang hal sederhana, tapi bisa mengandung banyak makna. Peristiwa serupa terjadi pada 7 November 2012 lalu. Ketika itu, Megawati berada di Istana Negara untuk menghadiri pemberian gelar pahlawan nasional kepada Proklamator Sukarno dan M Hatta. Megawati hadir bersama beberapa anak Sukarno lainnya, seperti Guntur, Guruh, dan Rachmawati.

Setelah SBY membacakan keputusan presiden berisi penganugerahan gelar pahlawan nasional untuk Sukarno dan Hatta, Presiden menyerahkan gelar itu secara resmi kepada Guntur dan Meutia Hatta yang mewakili keluarga. Setelah itu, Presiden memberikan pidato terkait pemberian gelar.

Semua pejabat negara yang hadir tampak memerhatikan pidato SBY. Tepuk tangan pun membahana ketika SBY menyelesaikan pidatonya. Namun, tangan Megawati tetap diam memegang tas dan kipas, tanpa bertepuk tangan. Sikap Megawati ini tampak mencolok karena Ketua DPR dan Wakil Presiden Boediono di samping Megawati tampak bertepuk tangan.

SBY dan Megawati pernah bertemu dalam acara santap malam kenegaraan menyambut Presiden Amerika Serikat Barack Obama pada November 2010 silam. SBY dan Megawati duduk satu meja bersama Obama dan pejabat negara lain. Posisi duduk Megawati dan SBY hanya dipisahkan oleh Michele Obama.

Setelah Megawati kalah dalam Pilpres 2004, komunikasi dengan SBY di hadapan publik kiang jarang. Megawati tak tak memberi selamat kepada SBY yang sebelumnya menjadi menteri ketika Megawati menjadi Presiden. Megawati bahkan tak pernah menghadiri undangan upacara hari kemerdekaan di Istana Merdeka.

0 komentar: