Meramal Masa Depan APEC

Kondisi perekonomian global yang dinamis menuntut APEC memperkuat kerja sama ekonomi anggotanya.

Indonesia Inc

Presiden harus menjadi Chief of Business Development (CBD).

Warisan Utang

Utang memang sudah ada sejak negara ini berdiri. Utang ini terus menyertai sejarah perjalanan Indonesia.

31 October, 2008

Pornography bill, in my view

After long series of debates, parliament agreed to make pornography bill become regulation. I read the bill for the first time in May, 2008. Since then, I know that some of the materials will trigger a lot of controversy. Even when the bill become regulation, the controversy will still occur.

Pornography is case sensitive. Everybody has their own definitions. We need to appreciate it. But, I believe that the definitions will be not out of the line. I mean, everybody, in their heart, know exactly what pornography is about. They now clearly the difference between pornography and art.

We don't have to make definition of pornography. It useless and will pounding in our head. Otherwise, we need to build a same perception. So, why everybody never stop talking about the bill? Why the senators keep on debate until their sweat touch the ground? It is for a political reason.

The debates are about the purpose of the bill itself. The supporters of the bill said the law was needed to protect women and children against exploitation and to curb increasing immorality in Indonesian society. While the oppositions said the bill will stifle religious and artistic freedom.

The problems are bigger than that. Like I said before, it's about politic. It's about East and West war of civilization. The supporters of the bill want to stake to East culture and religion. While the others have a wide open mind, they want to accept any kind of liberalization as appear in the West.

I am brave enough to declare that I am a supporter of the bill. But, there are some term and conditions. The appearance of pornography materials is depend on where it perform and who perform it. We don't need the bill if we know how to act and protect ourself and our families from negative effect of pornography.

Now, the bill turn into a regulation. So, we don't need to debate about the ban to use bikinis at resort again.

12 October, 2008

Taking somebody else's life

Dear friends, have you ever think about law? Every mankind can do anything in this world, as long as it's not against the law. Every single step that we take was ruled by two laws, God's and ours. In my opinion, law is a symbol of a civilization which formed a difference between uncivilized and civilized people.

We have a rights that attached on our soul since we born in this world, I call it 'human rights'. Right is a moral or legal claim to get something or to behave in particular way. The essential position of law is about it function that can make sure that everybody have their own right.

Law and rights are two things that need each other. I learned a lot about law and right when I started to work as a journalist in Polda Metro Jaya. Write news about crime is my daily routine. In fact, I am still doing it until now. When I write about crime news, I learn how someone can easily broke the law in different ways.

One day, a jobless young man killed by his friend because of a silly heartbreaking reason in East Jakarta. The next day, an innocent baby found death in North Jakarta. You can imagine how people can easily taking somebody else's life. Mankind have no rights to kill each others. God gave us life. So, only God can take our life back. For a Muslim, killing other man is a biggest sin.

Unfortunately, history showed us that mankind always kill each other. Tell me how many wars that happened in this world? The result of war is a death of innocent peoples. Do you remember Crusade War? Last time I heard, Crusade War is the biggest war of all time. It is a war when Richard The Lion Heart and Salahudin Al Ayyubi fighting for Jerusalem. Billions of people were died.

Until now, murder cases always happen in all parts of the world. In fact, it happen every hours. The same thing happen in Indonesia, here in Jakarta. Almost every day I write news about one man kill the others for wrong reason. They not only kill others man, but also cutting the body parts in a way of mutilation. For the first time, I was shocked. It ruined my sense of humanity.

Since I took a duty report in Polda Metro Jaya, I wrote two cases of mutilation. In July 21th, Ferry Idham Henyansyah a.k.a Ryan murdered Heri Santoso, then mutilated the corpse of Heri Santoso in seven parts. Ryan known as a homosexual, now he is waiting for his trial. Three months later, police found 13 body parts in Mayasari Bakti bus. That is the second cases. Police is still hunting for the suspect.

I took a lessons of two mutilation cases. I learned that man no longer respect a law. A social disorder is a chronic disease in every mankind nowadays. Religion no more effective in counter all of the moral problems. The society is sick. You can't sit back and relax while watching this moral disaster happen. Dear friends, please do something!

Pemalsu BPKB dan STNK Makin Lihai

Deretan buku kecil berwarna biru tampak berderet di meja salah seorang anggota polisi yang berpakaian preman. Lembaran kertas-kertas kuning juga tertumpuk rapi di meja yang sama. Benda-benda di meja polisi itu merupakan barang bukti kejahatan pemalsuan Buku Pemilik Kendaraan Bemotor (BPKB) dan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK).

Di antara puluhan BPKB dan STNK palsu tersebut terdapat kunci kendaraan palsu yang lebih dikenal dengan kunci letter T, plat nomor polisi (nopol) palsu, dan tang pemotong rantai. Dalam beberapa kesempatan, polisi juga memperlihatkan tersangka pemalsu BPKB dan STNK yang sedang terunduk malu menutup wajah, sementara betisnya berlubang tertembus peluru polisi.

Pemandangan itu selalu tampak dalam gelar pengungkapan kasus pemalsuan BPKB dan STNK yang dilakukan oleh Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya. Selama tiga bulan terakhir, polisi telah mengungkap lima kasus pemalsuan BPKB dan STNK. Puluhan tersangka berhasil dibekuk dalam kasus-kasus tersebut.

"BPKB dan STNK palsu semakin mirip dengan yang asli," kata Kasat Kendaraan Bermotor (Ranmor) Polda Metro Jaya, AKBP Nico Afinta, beberapa waktu lalu. Hal itu menyebabkan polisi harus semakin teliti dalam membedakan surat-surat kendaraan palsu. Pasalnya, pelaku pemalsuan pun semakin lihai dalam menjalankan aksinya.

Dari beberapa kasus yang berhasil diungkap polisi, para pelaku sudah menggunakan teknologi komputer dalam memalsukan STNK dan BPKB. Alhasil, surat-surat kendaraan yang dipalsukan semakin mirip dengan yang asli. "Namun, kami tetap mengetahui perbedaan-perbedaan mendasar antara surat kendaraan palsu dan asli," kata Nico.

Layaknya manusia yang membutuhkan kartu identitas, kendaraan pun perlu surat-surat yang menunjukkan data pemilik maupun spesifikasi kendaraan. Nilai jual kendaraan akan jatuh jika tidak dilengkapi surat-surat yang menyertainya. Hal inilah yang mendorong seseorang berpikir untuk memalsukan BPKB dan STNK.

Modus kejahatan yang mereka lakukan pun beragam. Sebagian besar dari mereka membawa kabur kendaraan milik perusahaan penyewaan mobil, kemudian menjualnya dengan surat-surat kendaraan palsu. Sebagian lain dilakukan oleh sopir yang membawa lari mobil majikan, kemudian dijual kepada penadah.

"Pemalsuan BPKB dan STNK ini melibatkan sindikat antarprovinsi," kata Nico. Biasanya, lanjut Nico, pemalsuan BPKB dan STNK ini didahului oleh tindak pidana pencurian. Kendaraan hasil curian itu kemudian dijual kepada penadah setelah dilengkapi surat-surat kendaraan palsu. Sang penadah menawarkan kendaraan itu kepada masyarakat dengan harga murah.

Pertengahan September 2008 lalu, polisi menembak mati seorang anggota sindikat pencuri kendaraan bermotor roda empat karena melakukan perlawanan ketika ditangkap polisi di kawasan Tambora, Jakarta Barat. Pelaku berinisial Wry (35) itu dilumpuhkan polisi karena berusaha melawan polisi. Tidak lama kemudian, 15 tersangka curanmor lain berhasil ditangkap.

"Wry merupakan pelaku pemalsuan surat-surat kendaraan dan sudah enam kali keluar masuk penjara," kata Nico Afinta. Wry juga sudah berada dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) Polda Metro Jaya dan Polres Jakarta Timur sejak 2004 silam. Dia ditembak mati ketika hendak bertransaksi dan melawan polisi dengan senjata api.

"Para tersangka itu ada yang bertugas sebagai pemetik, pemalsu surat, penadah, dan perantara," kata Nico tegas. Sebanyak 15 tersangka itu terbagi dalam empat kelompok, yaitu kelompok Bogor, Karawang, Jogjakarta, dan Indramayu. Mereka satu per satu ditangkap di berbagai kota di Indonesia, salah satunya di Pontianak, Kalimantan Barat.

"Setelah mencuri mobil, tersangka memalsukan surat-surat kelengkapan kendaraan dan menjual dengan harga murah ke provinsi lain," kata Nico. Dalam menjalankan aksinya, lanjut Nico, para tersangka menggunakan kunci palsu. Mereka juga tidak segan-segan menggunakan bor listrik dan gunting gembok untuk memperlancar aksinya.

Aksi para pelaku pemalsu surat-surat kendaraan ini membuat masyarakat mendapat getahnya. Tidak jarang, seseorang mendapati BPKB atau STNK palsu usai bertransaksi bertransaksi mobil bekas. Kejadian itu menimpa Bambang Hadisuwarsa yang tertipu karena menerima BPKB palsu ketika jual beli mobil.

Kejadian itu berawal ketika Bambang membeli satu unit mobil Toyota Kijang Innova B 8513 VL dari seseorang bernama Budiman pada Senin (22/9) silam. Transaksi tersebut dilakukan di Plaza Computer Pinangsia. Bambang bertemu Budiman untuk serah terima BPKB dan STNK. "Ada keganjilan pada surat-surat kendaraannya," kata Bambang ketika melapor ke Polda Metro Jaya, Selasa (7/10).

Nico menyarankan agar masyarakat lebih teliti dan bisa membedakan surat-surat kendaraan palsu. Dia pun bersedia membeberkan ciri-ciri BPKB dan STNK palsu. "STNK palsu memilik keganjilan dalam bagian cap dan tanda tangan," kata Nico. Sedangkan, BPKB palsu dapat diketahui dengan memperhatikan bagian hologramnya.

Nico menyarankan agar masyarakat yang hendak jual beli mobil agar memeriksa dahulu surat-surat kendaraannya. "Cek dahulu nomor polisinya ke Direktorat Lalu Lintas," katanya. Masyarakat bisa mengecek keaslian data-data BPKB dan STNK di situs Traffic Managemet Center (TMC) Polda Metro Jaya atau mengirimkan nopol ke layanan pesan singkat polisi di nomor 1717.

Siapa mau mencoba?

09 October, 2008

Ketika Pelaku Mutilasi Mencari Inspirasi

Alkisah, seorang detektif veteran yang pernah bertugas di kepolisian New York, Lincoln Ryhme, kembali harus menangani kasus pembunuhan rumit setelah polisi setempat menerima banyak laporan pembunuhan. Dia mendapat petunjuk bahwa kasus-kasus pembunuhan yang ada di wilayahnya itu dilakukan oleh pelaku yang sama.

Berbekal pengalaman sebagai penulis buku, Rhyme memiliki bukti kuat bahwa modus pelaku pembunuhan itu sangat mirip dengan cerita kriminal yang dari sebuah novel. Lokasi pembunuhan korban-korbannya sangat identik dengan cerita yang ada dalam novel tersebut. Kasus itu pun terungkap setelah polisi mengetahui lokasi yang akan digunakan pelaku untuk membunuh korban berikutnya.

Cerita tersebut tertuang dalam film bertajuk The Bone Collector. Lincoln Ryhme diperankan oleh aktor kulit hitam kawakan Denzel Washington. Film yang dirilis beberapa tahun lalu itu menceritakan tentang seorang pembunuh berantai yang melakukan aksinya setelah terinspirasi oleh sebuah novel yang juga bertajuk The Bone Collector.

"Peristiwa itu dinamakan efek peniruan atau imitation effect," kata Erlangga Masdiana, ahli kriminal dari Universitas Indonesia (UI), ketika dihubungi Republika, Kamis (9/10). Efek serupa juga diduga terjadi pada kasus-kasus mutilasi yang terjadi di Indonesia selama beberapa tahun terakhir. Erlangga meyakini, pelaku mutilasi meniru pelaku mutilasi lain dalam menjalankan aksinya.

"Seorang pelaku mutilasi bisa terinspirasi oleh kasus-kasus mutilasi yang terjadi sebelumnya," kata Erlangga. Kasus-kasus mutilasi, lanjutnya, mulai muncul ke permukaan mulai 1990-an. Pemberitaan media massa terhadap kasus-kasus mutilasi itu membuka mata masyarakat bahwa kasus mutilasi bisa terjadi di mana saja, termasuk di Indonesia.

Seiring dengan munculnya kebebasan pers, pemberitaan terhadap kasus-kasus mutilasi pun semakin gencar. "Media massa terlalu detail dalam memberitakan kasus-kasus mutilasi," kata Erlangga. Bahkan, lanjutnya, televisi menayangkan dengan lengkap reka ulang yang dilakukan oleh seorang pelaku mutilasi ketika memotong-motong tubuh korbannya.

"Hal itu bisa memberikan inspirasi kepada seseorang untuk melakukan tindak kejahatan dengan cara-cara yang sama," kata Erlangga. Dari pemberitaan media massa itulah seorang pelaku mutilasi meniru pelaku mutilasi lain yang pernah menjalankan aksi serupa. Bahkan, pelaku mutilasi itu bisa menghilangkan jejak setelah belajar dari kesalahan yang dibuat oleh pelaku mutilasi sebelumnya.

Dua kasus mutilasi yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir ini setidaknya membuktikan hipotesis yang diungkapkan Erlangga. Dua hari menjelang Idul Fitri, warga Ibukota kembali dikejutkan dengan temuan potongan mayat yang ditemukan di dalam bus Mayasari Bakti P64 jurusan Pulogadung-Kalideres yang terparkir di Jl Raya Bekasi kilometer 18, Cakung, Jakarta Timur.

Petang itu, Senin (29/9), Ayung Bulkini Sidik, kondektur bus Mayasari Bakti P64 menemukan dua kantong plastik merah yang terselip di deretan tempat duduk. Mata Ayung terbelalak setelah mengetahui ada 13 potongan tubuh manusia dalam dua kantong plastik merah tersebut. Polisi pun langsung turun tangan menyelidiki kasus itu.

Ironisnya, polisi masih belum tuntas menangani kasus mutilasi dengan tersangka Ferry Idham Henyansyah alias Ryan yang dimulai sejak awal Juli 2008 lalu. "Pelaku mutilasi di Cakung itu diduga terinspirasi oleh kasus mutilasi sebelumnya, seperti kasus mutilasi dengan tersangka Ryan itu," ujar Erlangga. Pelaku tidak terinsprasi oleh cerita novel seperti dalam film The Bone Collector, namun diduga mendapat ilham dari pemberitaan media massa tentang kasus mutilasi sebelumnya.

Mutilasi bak sebuah tren kejahatan yang sedang naik daun. Berdasarkan data Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya, kasus mutilasi Cakung merupakan kasus mutilasi ke delapan sejak awal 2007 lalu. Dari delapan kasus tersebut, polisi hanya mampu menuntaskan dua kasus saja. Kasus lainnya masih diliputi awan gelap.

Entah kebetulan atau tidak, namun sebagian besar lokasi penemuan korban mutilasi berada di Bekasi dan Jakarta Timur. Hanya ada dua kasus mutilasi yang lokasi penemuannya berada di luar dua wilayah tersebut. Kompleksitas kasus-kasus mutilasi membuat sebagian besar kasus mutilasi tidak ditangani polsek atau polres lagi, namun langsung diambil alih Polda Metro Jaya.

"Banyaknya kasus mutilasi yang tidak terungkap disebabkan oleh minimnya petunjuk yang ditinggalkan pelaku maupun korban," kata Erlangga. Dua kasus mutilasi yang berhasil diungkap polisi dalam dua tahun terakhir ini adalah kasus mutilasi di Hotel Bulan Mas, Jakarta Utara dengan tersangka Zaky Afrizal dan mutilasi di Apartemen Margonda Residence, Depok dengan tersangka Ryan.

"Informasi dari masyarakat memegang peranan penting dalam pengungkapan kasus mutilasi," kata Erlangga. Dia memberi contoh, ciri-ciri korban perlu disebarluaskan kepada masyarakat agar polisi mendapat informasi mengenai identitas korban. Informasi tersebut menjadi titik awal untuk mengungkap kasus-kasus mutilasi.

Korban kasus mutilasi Cakung tidak meninggalkan banyak petunjuk bagi polisi. Bagian tubuh yang menunjukkan identitas korban hanyalah tato kepala macan di lengan kanan korban. "Bagian tubuh lainnya banyak yang dihilangkan oleh pelaku," kata ahli forensik dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), dr Mun'im Idris, kemarin (Kamis, 9/10).

Dia menambahkan, mutilasi dilakukan oleh seseorang dengan dua alasan, yaitu untuk menghilangkan jejak atau dilatarbelakangi oleh adanya kelainan seksual. Dalam kasus mutilasi Cakung, Mun'im lebih condong pada alasan kedua. Hal itu ditandai dengan cara pelaku menyayat korban dan barang bukti potongan tubuh hasil kejahatan pelaku.

Tim forensik baru saja memberikan hasil tes golongan darah korban kepada polisi. "Tadi pagi (Kamis, 9/10) hasilnya sudah diserahkan secara resmi kepada polisi," kata Mun'im. Dia enggan menyebutkan golongan darah korban karena itu merupakan kewenangan polisi. Tes Deoxribo Nucleic Acid (DNA) belum dilakukan karena polisi tidak polisi belum memiliki pembanding.

Hingga kemarin (Kamis, 9/10), baru ada dua keluarga yang mengaku memiliki kerabat dengan ciri-ciri fisik korban yang diumumkan polisi. Salah satunya adalah keluarga Hasan Basri yang tinggal di Bekasi, namun polisi belum bisa memastikan kebenarannya karena harus mengumpulkan bukti-bukti pendukung lain.

Sempat beredar kabar bahwa pelaku mutilasi adalah seorang perempuan yang membawa kantong plastik merah ke bus Mayasari Bakti P64. Seorang kernet sempat melihat ciri-ciri sang perempuan misterius itu, yaitu berambut pendek lurus, ukuran hidung, dan ukuran mata sedang. Polisi langsung membuat sketsa wajah sesuai deskripsi saksi, namun sketsa tersebut belum disebarluaskan.

Selain data golongan darah, polisi sudah mengantongi ciri-ciri fisik korban. "Tinggi badannya sekitar 170 centimeter, memiliki ukuran sepatu nomor 40 ke atas, dan lelaki dewasa yang sudah disunat," kata Kasat Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) Polda Metro Jaya, AKBP Fadhil Imran. Korban juga memiliki kebiasaan melakukan perawatan kesehatan tubuh.

Harapan terakhir polisi untuk mengungkap identitas korban adalah keterlibatan masyarakat dalam memberikan informasi. "Masyarakat yang sempat menumpang bus yang sama dengan lokasi penemuan mayat pada Senin (29/9) petang diharap bisa memberikan informasi kepada polisi," kata Fadhil. Identitas korban sangat menentukan keberhasilan polisi dalam mengungkap kasus mutilasi ini. n c54

07 October, 2008

Mengungkap Bisnis Jual Beli Nopol Cantik

Bagi sebagian orang, angka dan huruf memiliki makna tersendiri. Ada yang menganggapnya memiliki nilai keberuntungan atau hoki, ada pula yang menganggapnya sebagai penunjuk identitas. Dengan alasan tersebut, seseorang bersedia mengeluarkan uang dalam jumlah besar untuk mendapatkan angka dan huruf yang diinginkannya.

Tengok saja nomor-nomor ponsel yang dijual secara eksklusif di tempat-tempat penjualan perlengkapan ponsel di kawasan Glodok dan Roxy Mas. Nomor ponsel dengan angka berderet dan berurutan dapat berharga ratusan ribu rupiah. Harga selangit juga diberlakukan pada nomor ponsel yang berakhiran tahun kelahiran, seperti 1975 atau 1990.

Angka-angka tertentu dianggap mampu memberikan keberuntungan kepada pemiliknya. Sebagai contoh, angka delapan dipercaya dapat mendatangkan rejeki bagi seseorang. Angka-angka lain juga memiliki 'khasiat' tidak kalah hebat yang dipercaya oleh sebagian orang.

Nomor dan huruf yang dianggap memiliki keberuntungan tidak hanya terdapat dalam nomor ponsel, namun bisa saja tertempel di tembok rumah sebagai nomor rumah untuk menunjukkan alamat. Kini, banyak masyarakat yang memburu nomor-nomor cantik di nomor polisi (nopol) kendaraan.

Masyarakat menengah ke atas pemilik mobil mewah merasa seolah tidak lengkap jika mobilnya tidak memiliki nopol cantik. Selain memburu nomor dan huruf yang memiliki nilai keberuntungan, masyarakat juga menginginkan kombinasi nopol yang bisa dibaca. Permintaan terhadap nopol cantik pun menjadi bertambah.

Sebut saja namanya Agus (44 tahun), warga Jakarta Selatan. Dia berada di Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat) Jakarta Selatan di Mapolda Metro Jaya untuk mencari informasi pemesanan nopol cantik. "Ingin tahu saja apakah saya bisa memesan nopol dengan kombinasi huruf tertentu," kata Agus belum lama ini. Agus berani mengeluarkan uang dalam jumlah banyak jika bisa mendapatkan nopol sesuai keinginannya.

Seorang pedagang minuman ringan yang diduga berprofesi sebagai calo mengatakan bahwa sejak lama sudah banyak masyarakat yang menanyakan pemesanan nopol cantik. "Jumlahnya bertambah setelah polisi memberlakukan nopol mobil dengan kombinasi tiga huruf dibelakangnya," kata pedagang yang enggan menyebutkan namanya itu.

Biasanya, masyarakat yang menginginkan nopol cantik itu dia arahkan agar masuk ke gedung Samsat dan menuju loket khusus yang mengurus pemesanan nopol cantik. Namun, di dalam gedung Samsat tidak ada loket yang dimaksud oleh pedagang tersebut. Samsat hanya memiliki loket untuk pengurusan pembuatan atau perpanjangan STNK, mutasi kendaraan, dan balik nama kendaraan.

Sejak awal September 2008, Polda Metro Jaya mulai memberlakukan kombinasi tiga huruf dibelakang nopol kendaraan roda empat. Hal tersebut dilakukan karena jumlah mobil terus bertambah dan sudah tidak bisa lagi menggunakan kombinasi dua huruf. Polisi tidak akan mengeluarkan lagi kombinasi nopol mobil seperti B XXXX AB, namun kombinasi nopol akan berubah menjadi seperti B XXXX ABC.

Kombinasi nopol mobil seperti itu dapat membuat masyarakat tertarik untuk memesan nopol yang diinginkan, apalagi jika kini ada tiga huruf yang tertera di nopol mobil terbaru. Sesuai dengan mekanisme pasar, permintaan yang meningkat terhadap nopol-nopol cantik, maka harga nopol-nopol cantik pun bisa menjulang tinggi.

Berdasarkan infomasi yang dihimpun Republika, nopol-nopol cantik dan dianggap memiliki nilai keberuntungan bisa bernilai hingga jutaan rupiah. Nilai jual sebesar itu menciptakan sebuah bisnis tersendiri bagi sebagian orang. Jual beli nopol cantik pun terjadi di kalangan masyarakat yang memang membutuhkan.

Bahkan, nopol-nopol cantik kini mulai diperdagangkan di dunia maya. Sebuah situs internet secara terang-terangan menawarkan nopol B 888 WO dengan harga Rp 17 juta. Masyarakat yang berminat terhadap kombinasi nopol itu bisa melakukan penawaran harga secara on-line atau bertransaksi dengan pemilik nopol tersebut.

Sementara, Kepala Seksi STNK Ditlantas Polda Metro Jaya, Kompol Indra Jafar, mengatakan, pihaknya tidak menampik adanya jual beli nopol di kalangan masyarakat. "Namun, jual beli tidak melibatkan pihak kepolisian," kata Indra, Senin (6/10). Biasanya, lanjut Indra, jual beli dilakukan di kalangan masyarakat sendiri.

Indra membantah jika di Samsat ada loket yang khusus mengurus pemesanan nopol cantik. "Tidak ada bentuk pelayanan seperti itu," katanya. Nopol diberika oleh polisi kepada masyarakat sesuai dengan urutan. Jika ada masyarakat yang mendapatkan nomor yang dianggap cantik, hal itu merupakan suatu kebetulan belaka.

Mengenai praktik jual beli nopol yang dilakukan masyarakat, Indra menjelaskan, masyarakat yang memiliki nopol cantik menjual nopol yang dimilikinya dengan menawarkan kepada masyarakat lain yang membutuhkan. "Jika ada yang berminat, baru dilakukan transaksi," kata Indra. Pergantian kepemilikan nopol cantik itu diakhiri dengan pengurusan balik nama STNK.

Namun, polisi menganggap pergantian kepemilikan nopol cantik itu sebagai pengurusan balik nama STNK biasa. "Kita tidak tahu menahu jika ada proses jual beli nopol di antara masyarakat sebelum melakukan pengurusan balik nama STNK," kata Indra. Meski demikian, dia tidak menampik jika nopol-nopol tertentu bisa berharga puluhan juta rupiah di kalangan masyarakat. n c54